Halaman

Minggu, 30 Mei 2010

Tri Bakti PMR Madya

Palang Merah Remaja adalah merupaka sebuah wadah pembinaan generasi muda yang nantinya dipersiapkan menjadi kader-kader/ tenaga sukarela yang memiliki keterampilan dibidang kepalang merahan dan menjadi kader Palang Merah Indonesia.

Keterampilan yang harus dimilili oleh anggota PMR meliputi keterampilan pertolongan pertama pada kecelakaan, keterampilan membuat tandu darurat,keterampilan dalam perawatan keluarga, ketrampilan dapur umum dan keterampilan dalam menghadapi bencana.

Setiap anggota PMR harus mengamalkan TRI BAKTI PMR dalam melaksanakan tugasnya dan tanpa membeda-bedakan suku, agama dan RAS.

1. Berbakti pada masyarakat
  1. Dapat menyanyikan lagu Mars PMI dan Bakti Remaja
  2. Dapat membuat bagan struktur organisasi PMR
  3. Tahu alamat PMI Cabang dan PMI Daerahnya
  4. Tahu susunan pengurus PMI Cabang
  5. Tahu kegiatan dan tanda pengenal PMR
  6. Tahu tempat puskesmas, rumah sakit, bidan, dan dokter dilingkungannya
  7. Tahu cara menghubungi tenaga kesehatan dilingkungannya
  8. Menengok teman yang sakit
  9. Membantu orang tua menyelesaikan pekerjaan rumah
  10. Tahu alamat rumah sendiri
  11. Tahu Cara menjaga kebersihan lingkungan
  12. Pernah ikut gotong royong membersihkan tempat ibadah, sekolah, rumah sakit, puskesmas dan lingkungan tempat tinggalnya
  13. Melaksanakan kunjungan sosial, a.I. ke runah sakit, panti jompo, panti asuhan
  14. Pernah menyumbang tenaga/meteri kepada korban bencana
  15. Melaksanakan kegiatan bakti masyarakat, misal sosialisasi pencegahan penyakit/bencana dilingkungan sekolah dan keluarga
  16. Melaksanakn lomba lingkungan sekolah sehat


2. Mempertinggi keterampilan dan memelihara kebersihan dan kesehatan
  1. Dapat menjaga kebersihan dan kesehatan diri dan keluarga, serta kerindangan
    lingkungan
  2. Mengenal obat-obatan ringan dan manfaatnya
  3. Dapat melakukan pertolongan pertama kepada teman sebayanya
  4. Dapat melakukan perawatan keluarga dirumah
  5. Mengikuti kegiatan kesehatan remaja
  6. Dapat melakukan kesiapsiagaan bencana untuk dirinya sendiri dan keluarga
  7. Melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan disekolah

3. Mempererat persahabatan nasional dan internasional
  1. Menjalin persahabatan dengan anggota PMR dari PMI Cabang, atau organisasi remaja lain :
  • Saling berkunjung untuk latihan bersama
  • Saling berkirim surat atau album persahabatan
  • Berkirim hasil kerajinan daerah, informasi pariwisata

PRINSIP - PRINSIP PALANGMERAH

7 prinsip dasar palangmerah internasional dan bulan sabit merah internasional

Kemanusiaan
Gerakan Palang Merah dan Bulan sabit Merah Internasional didirikan berdasarkan keinginan memberi pertolongan tanpa membedakan korban yang terluka di dalam pertempuran, mencegah dan mengatasi penderitaan sesama manusia. Palang Merah menumbuhkan saling pengertian, persahabatan, kerjasama dan perdamaian abadi bagi sesama manusia.

Kesamaan
Gerakan ini tidak membuat perbedaan atas dasar kebangsaan, kesukuan, agama atau pandangan politik. Tujuannya semata-mata mengurangi penderitaan manusia sesuai dengan kebutuhannya dan medahulukan keadaan yang paling parah.

Kenetralan
Agar senantiasa mendapat kepercayaan dari semua pihak, gerakan ini tidak boleh memihak atau melibatkan diri dalam pertentangan politik, kesukuan, agama atau ideologi.

Kemandirian
Gerakan ini bersifat mandiri. Perhimpunan nasional disamping membantu Pemerintahnya dalam bidang kemanusiaan, juga harus mentaati peraturan negaranya, harus selalu menjaga otonominya sehingga dapat bertindak sejalan dengan prinsip-prinsip gerakan ini.

Kesukarelaan
Gerakan ini adalah gerakan pemberi bantuan sukarela, yang tidak didasari oleh keinginan untuk mencari keuntungan apa pun.

Kesatuan
Di dalam suatu negara hanya ada satu perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah yang terbuka untuk semua orang dan melaksanakan tugas kemanusiaan di seluruh wilayah.

Kesemestaan
Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional adalah bersifat semesta. Setiap Perhimpunan Nasional mempunyai hak dan tanggung jawab yang sama dalam menolong sesama manusia.

Sabtu, 29 Mei 2010

Lambang

Lambang Palang Merah, Bulan Sabit Merah dan Kristal Merah

1. Apa itu lambang palang merah/bulan sabit merah/kristal merah?

Lambang palang merah/bulan sabit merah/kristal merah adalah Lambang Pembeda yang diakui oleh ketentuan internasional yaitu Konvensi Jenewa 1949 dan Protokol-protokol Tambahannya.

2. Apa fungsi lambang palang merah/bulan sabit merah/kristal merah?

Lambang palang merah/bulan sabit merah/kristal merah berfungsi sebagai:

a. Tanda pengenal pada masa damai
b. Tanda pelindung pada masa konflik bersenjata

3. Siapakah yang berhak menggunakan lambang palang merah/bulan sabit merah/kristal merah?

a. Personil medis dan rohaniwan angkatan bersenjata dari suatu negara.
b. Anggota Perhimpunan Nasional, Komite Internasional Palang Merah (ICRC) dan Federasi
Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC).

4. Apa lambang pembeda yang digunakan oleh Indonesia?

Berdasarkan Perperti No. 1 tahun 1962, Indonesia menggunakan lambang palang merah sebagai lambang pembedanya. Lambang palang merah memiliki kedudukan dan fungsi yang sama dengan lambang bulan sabit merah atau kristal merah. Berdasarkan ketentuan internasional, setiap negara hanya boleh memilih satu lambang pembeda; palang merah, bulan sabit merah atau kristal merah.
Dan, lambang-lambang pembeda hanya berhak digunakan oleh dinas medis angkatan bersenjata serta perhimpunan nasional di Indonesia. Yayasan, LSM, rumah sakit, klinik, apotek dsb, tidak memiliki hak untuk menggunakan lambang-lambang pembeda.

5. Apa perhimpunan nasional yang ada di Indonesia?

PMI adalah satu-satunya perhimpunan nasional di Indonesia. Didirikan pada 17 September 1945, berdasarkan Kepres No 25 tahun 1950 dan Kepres No 246 tahun 1963. Sebagai perhimpunan nasional, PMI bertugas membantu pemerintah (auxiliary function) dengan tetap menjaga kemandiriannya serta mematuhi semua peraturan yang berlaku di Indonesia. Berdasarkan ketentuan internasional, setiap negara hanya boleh mendirikan satu perhimpunan nasional.

6. Mengapa di suatu negara hanya boleh mendirikan satu perhimpunan nasional?

Disuatu negara hanya boleh ada satu perhimpunan nasional karena prinsip kesatuan (unity principles). Hal ini dinyatakan dalam pasal 4 Statuta Gerakan Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah. Prinsip kesatuan dimaksudkan supaya ada kepastian hukum. Hal ini tidak menutup organisasi atau perhimpunan atau bentuk-bentuk lainnya yang menyelenggarakan kegiatan kemanusiaan tetapi mereka tidak boleh sekali-kali menggunakan lambang palang merah.

7. Apakah konsekuensi jika Indonesia mendirikan dua perhimpunan nasional dan mengakui dua lambang; palang merah plus lambang bulan sabit merah atau kristal merah sekaligus?

Penggunaan lambang palang merah oleh PMI, melekat pada penggunaan lambang palang merah untuk tanda perlindungan oleh dinas medis angkatan bersenjata di Indonesia. Jika Indonesia mengakui lebih dari satu lambang selain palang merah dan mendirikan dua perhimpunan nasional selain PMI dengan lambang berbeda, maka Indonesia akan mengalami konsekuensi:

a. Indonesia dapat dikategorikan sebagai negara yang tidak mengindahkan Konvensi Jenewa tahun 1949 berikut semua Protokol Tambahannya. Padahal Indonesia telah meratifikasi Konvensi Jenewa tahun 1949 dan menyatakannya melalui UU No. 59 tahun 1958.

b. Indonesia dapat dikategorikan sebagai negara yang tidak mengindahkan Statuta Gerakan Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah. Padahal Indonesia adalah negara yang berhak mendirikan perhimpunan nasional dan PMI sebagai perhimpunan nasional telah menjadi anggota dari Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) ke 68 sejak 16 Oktober 1950.

c. Jika Indonesia tidak mengindahkan butir a dan/atau butir b diatas maka konsekuensi lebih lanjut adalah, Indonesia tidak memenuhi persyaratan yang sah untuk menggunakan lambang palang merah/bulan sabit merah/kristal merah sebagai tanda pelindung untuk angkatan bersenjatanya dan tidak sah untuk membentuk suatu perhimpunan nasional, dengan lambang yang sama digunakan oleh dinas medis angkatan bersenjata sebagai tanda pengenalnya.


Tidak ada satu negara pun di dunia yang menggunakan lebih dari dari satu lambang pembeda untuk tanda perlindungan dinas medis angkatan bersenjatanya; yaitu lambang palang merah, lambang bulan sabit merah dan lambang kristal merah dalam waktu bersamaan.

Tidak ada satu negara pun yang membentuk dua perhimpunan nasional dengan dua lambang yang berbeda sebagai tanda pengenal dalam waktu bersamaan.

Salam Kemanusiaan,

SATU NEGARA !
SATU LAMBANG !
SATU GERAKAN !

ORGANISASI PALANG MERAH

A. GERAKAN PALANG MERAH DAN BULAN SABIT MERAH INTERNASIONAL

SEJARAH LAHIRNYA GERAKAN PALANG MERAH DAN BULAN SABIT MERAH INTERNASIONAL

Pada tanggal 24 Juni 1859 di kota Solferino, Italia Utara, pasukan Perancis dan Italia sedang bertempur melawan pasukan Austria dalam suatu peperangan yang mengerikan. Pada hari yang sama, seorang pemuda warganegara Swiss, Henry Dunant , berada di sana dalam rangka perjalanannya untuk menjumpai Kaisar Perancis, Napoleon III. Puluhan ribu tentara terluka, sementara bantuan medis militer tidak cukup untuk merawat 40.000 orang yang menjadi korban pertempuran tersebut. Tergetar oleh penderitaan tentara yang terluka, Henry Dunant bekerjasama dengan penduduk setempat, segera bertindak mengerahkan bantuan untuk menolong mereka.

Beberapa waktu kemudian, setelah kembali ke Swiss, dia menuangkan kesan dan pengalaman tersebut kedalam sebuah buku berjudul "Kenangan dari Solferino", yang menggemparkan seluruh Eropa. Dalam bukunya, Henry Dunant mengajukan dua gagasan;

* Pertama, membentuk organisasi kemanusiaan internasional , yang dapat dipersiapkan pendiriannya pada masa damai untuk menolong para prajurit yang cedera di medan perang.
* Kedua, mengadakan perjanjian internasional guna melindungi prajurit yang cedera di medan perang serta perlindungan sukarelawan dan organisasi tersebut pada waktu memberikan pertolongan pada saat perang.

Pada tahun 1863, empat orang warga kota Jenewa bergabung dengan Henry Dunant untuk mengembangkan gagasan pertama tersebut. Mereka bersama-sama membentuk "Komite Internasional untuk bantuan para tentara yang cedera", yang sekarang disebut Komite Internasional Palang Merah atau International Committee of the Red Cross (ICRC).
Dalam perkembangannya kelak untuk melaksanakan kegiatan kemanusiaan di setiap negara maka didirikanlah organisasi sukarelawan yang bertugas untuk membantu bagian medis angkatan darat pada waktu perang. Organisasi tersebut yang sekarang disebut Perhimpunan Nasional Palang Merah atau Bulan Sabit Merah.

Berdasarkan gagasan kedua, pada tahun 1864, atas prakarsa pemerintah federal Swiss diadakan Konferensi Internasional yang dihadiri beberapa negara untuk menyetujui adanya "Konvensi perbaikan kondisi prajurit yang cedera di medan perang". Konvensi ini kemudian disempurnakan dan dikembangkan menjadi Konvensi Jenewa I, II, III dan IV tahun 1949 atau juga dikenal sebagai Konvensi Palang Merah . Konvensi ini merupakan salah satu komponen dari Hukum Perikemanusiaan Internasional (HPI) suatu ketentuan internasional yang mengatur perlindungan dan bantuan korban perang.


PALANG MERAH INTERNASIONAL

1. Komite Internasional Palang Merah / International Committee of the Red Cross (ICRC), yang dibentuk pada tahun 1863 dan bermarkas besar di Swiss. ICRC merupakan lembaga kemanusiaan yang bersifat mandiri, dan sebagai penengah yang netral. ICRC berdasarkan prakarsanya atau konvensi-konvensi Jenewa 1949 berkewajiban memberikan perlindungan dan bantuan kepada korban dalam pertikaian bersenjata internasional maupun kekacauan dalam negeri. Selain memberikan bantuan dan perlindungan untuk korban perang, ICRC juga bertugas untuk menjamin penghormatan terhadap Hukum Perikemanusiaan internasional.
2. Perhimpunan Nasional Palang Merah atau Bulan Sabit Merah, yang didirikan hampir di setiap negara di seluruh dunia, yang kini berjumlah 176 Perhimpunan Nasional, termasuk Palang Merah Indonesia. Kegiatan perhimpunan nasional beragam seperti bantuan darurat pada bencana, pelayanan kesehatan, bantuan sosial, pelatihan P3K dan pelayanan transfusi darah. Persyaratan pendirian suatu perhimpunan nasional diantaranya adalah :
* mendapat pengakuan dari pemerintah negara yang sudah menjadi peserta Konvensi Jenewa
* menjalankan Prinsip Dasar Gerakan
Bila demikian ICRC akan memberi pengakuan keberadaan perhimpunan tersebut sebelum menjadi anggota Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah.
3. Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah / International Federation of Red Cross and Red Crescent (IFRC), Pendirian Federasi diprakarsai oleh Henry Davidson warganegara Amerika yang disahkan pada suatu Konferensi Internasional Kesehatan pada tahun 1919 untuk mengkoordinir bantuan kemanusiaan, khususnya saat itu untuk menolong korban dampak paska perang dunia I dalam bidang kesehatan dan sosial. Federasi bermarkas besar di Swiss dan menjalankan tugas koordinasi anggota Perhimpunan Nasional dalam program bantuan kemanusiaan pada masa damai, dan memfasilitasi pendirian dan pengembangan organisasi palang merah nasional.


PERTEMUAN ORGANISASI PALANG MERAH INTERNASIONAL

Sesuai dengan Statuta dan Anggaran Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah menyebutkan empat tahun sekali diselenggarakan Konferensi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah ( Internasional Red Cross Conference) . Konferensi ini dihadiri oleh seluruh komponen Gerakan Palang Merah Internasional ( ICRC, perhimpunan nasional dan Federasi Internasional ) serta seluruh negara peserta Konvensi Jenewa. Konferensi ini merupakan badan tertinggi dalam Gerakan dan mempunyai mandat untuk membahas dan memutuskan semua ketentuan internasional yang berkaitan dengan kegiatan kemanusiaan kepalangmerahan yang akan menjadi komitmen semua peserta.

Dua tahun sekali , Gerakan Palang Merah Internasional juga mengadakan pertemuan Dewan Delegasi (Council of Delegates) , yang anggotanya terdiri atas seluruh komponen Gerakan. Dewan Delegasi akan membahas permasalahan yang akan dibawa dalam konferensi internasional. Suatu tim yang dibentuk secara khusus untuk menyiapkan pertemuan selang antar konferensi internasional yaitu Komisi Kerja ( Standing Commission).

Bersamaan dengan pertemuan tersebut khusus untuk Federasi Internasional dan anggota perhimpunan nasional juga mengadakan pertemuan Sidang Umum (General Assembly) sebagai forum untuk membahas program kepalangmerahan dan pengembangannya.


KOMITMEN KEMANUSIAAN

Berikut adalah garis besar program kemanusiaan kepalangmerahan yang terakomodasi antara lain dalam kesepakatan Federasi Internasional ( Strategi 2010) ; Komitmen Regional anggota Perhimpunan ( Deklarasi Hanoi ) dan kesepakatan Konferensi Internasional ( Plan of Action ).

1. STRATEGI 2010
Strategi 2010 (S-2010) adalah seperangkat strategi Federasi Internasional dalam menghadapi tantangan kemanusiaan pada dekade menantang. Dokumen yang diadopsi Sidang Umum pada tahun 1999 ini menjabarkan misi Federasi yaitu: "memperbaiki hajat hidup masyarakat rentan dengan memobilisasi kekuatan kemanusiaan".
Tiga tujuan utama yang strategis adalah:

1. Memperbaiki Hajat Hidup masyarakat Rentan
Strategi ini terfokus melalui empat bidang inti, yaitu:
+ Promosi Prinsip-Prinsip dasar Gerakan dan nilai-nilai kemanusiaan;
+ Penanggulangan Bencana;
+ Kesiapsiagaan penanggulangan bencana; dan
+ Kesehatan dan perawatan di masyarakat.
Keempat bidang ini adalah suatu paket yang integral dan saling terkait satu sama lain, yang memiliki dua dimensi yaitu pelayanan dan advokasi.
2. Memobilisasi Kekuatan Kemanusiaan
Pengerahan kapasitas organisasi untuk pelayanan ini akan terjadi bila perhimpunan nasional berfungsi dengan baik. Artinya ada mekanisme organisasi, pengembangan kapasitas, memobilisi sumber keuangan dengan mengembangkan kemitraan dan mengoptimalkan komunikasi dalam Perhimpunan Nasional.
3. Bekerjasama Secara Efektif
Adanya perhimpunan nasional yang kuat akan membentuk sebuah Federasi yang kuat , efektif dan efisien yaitu dengan mengembangkan kerjasama subregional dan mengimplementasikan strategi gerakan, kemitraan dengan organisasi internasional lain, memobilisasi publik dan advokasi penentu kebijakan serta mengkomunikasikan pesan-pesan dan misi Federasi Internasional.

2. DEKLARASI HANOI "United for Action"
Dokumen ini disahkan melalui Konferensi Regional V di Hanoi, Vietnam pada tahun 1998, yang disepakati oleh 37 perhimpunan nasional se Asia Pasifik dan Timur Tengah yang bertekad , walau beragam budaya, geografis dan latar belakang lain, untuk bersatu demi suatu aksi kemanusiaan.
Kecenderungan bencana alam serta krisis moneter secara global telah melanda wilayah regional dan berdampak pada permasalahan imigrasi penduduk karena menghendaki perbaikan hidup, krisis ekonomi yang menyebabkan angka pengangguran yang semakin meningkat serta berjangkitnya wabah penyakit. Hal ini menjadi tantangan bagi Palang Merah untuk membantu meringankan penderitaan umat manusia.

Deklarasi Hanoi memfokuskan penanganan program pada isu-isu berikut:
+ Penanggulangan bencana
+ Penanganan wabah penyakit
+ Remaja dan Manula
+ Kemitraan dengan pemerintah
+ Organisasi dan Manajemen kapasitas sumber daya
+ Hubungan masyarakat dan promosi

3. PLAN OF ACTION 2000 - 2003
Plan of Action 2000 - 2003 merupakan keputusan Konferensi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah ke-27 di Jenewa pada tahun 1999 . Pemerintah Indonesia dan PMI sebagai peserta menyatakan ikrarnya di bidang kemanusiaan.


Komitmen Pemerintah Indonesia

* Memenuhi komitmen untuk meratifikasi Protokol Tambahan I dan II dari Konvensi-Konvensi Jenewa 1949
* Memperkuat Legislasi yang berkaitan dengan penggunaan Lambang Palang Merah
* Memperkuat aspek-aspek kelembagaan dalam perencanaan kesiapsiagaan penanggulangan bencana
* Mengintensifkan pendidikan dan diseminasi Hukum Humaniter Internasional dan karya-karya organisasi kemanusiaan kepada masyarakat sipil dan militer
* Memperkuat kemitraan dengan lembaga-lembaga nasional untuk membantu masyarakat rentan

Komitmen Palang Merah Indonesia

* Program diseminasi nilai-nilai kemanusiaan kepada anggota dan kelompok sasaran tertentu serta mendorong pemerintah untuk menyusun peraturan nasional mengenai lambang dan perjanjian terkait.
* Mengintensifkan program kesiapsiagaan penanggulangan bencana di daerah-daerah yang rawan bencana melalui program "community based" dan meningkatkan kemampuan manajemen bencana dan pelatihan sukarelawan serta penyediaan peralatan standar operasional.
* Melaksanakan program sosial dan kesehatan dalam hal pelayanan darah, pendidikan remaja sebaya sebagai upaya pencegahan penyebaran HIV/AIDS atau kegiatan-kegiatan yang berorientasikan pada pelayanan P3K yang berbasis masyarakat, masalah air dan sanitasi, kesejahteraan kelompok masyarakat rentan di daerah tertinggal dan memperbaiki pelayanan ambulan dan pos P3K.

Bapak Palang Merah Dunia

Biografi Henrry Dunant - Pendiri PMI

Jean Henri Dunant (1828-1910) adalah seorang warga negara Swiss yang dikenal sebagai Bapak Palang Merah Dunia adalah pemuda yang menyaksikan perang mengerikan antara pasukan Prancis dan Italia melawan pasukan Austria di Solferino, Italia Utara pada tanggal 24 Juni 1859. adalah seorang pengusaha Swiss dan aktivis sosial. Selama perjalanan bisnis pada tahun 1859, ia menjadi saksi dari Pertempuran di Solferino di Italia. Dia mencatat kenangan dan pengalamannya dalam buku “A Memory of Solferino” yang mengilhami terbentuknya Komite Internasional Palang Merah (ICRC) pada tahun 1863. Konvensi Jenewa 1864 yang didasarkan pada gagasan Dunant; pada tahun 1901, dia menerima Nobel Peace Prize pertama bersama-sama dengan Frédéric Passy.


Dunant dilahirkan di Jenewa, Swiss sebagai anak pertama dari pengusaha Jean-Jacques Dunant dan istrinya Antoinette Dunant-Colladon. Keluarganya sangat tulus ikhlas Calvinist dan memiliki pengaruh signifikan di masyarakat Jenewa . Orang tuanya sangat menekankan nilai sosial, dan ayahnya juga aktif membantu anak yatim dan parolees, sedangkan ibunya bekerja dengan orang sakit dan miskin. Dunant tumbuh pada periode agama terbangunnya dikenal sebagai Réveil, dan pada usia delapan belas tahun ia bergabung dengan Masyarakat Jenewa untuk memberikan zakat. Pada tahun berikutnya, bersama dengan teman-temannya, ia mendirikan apa yang disebut “Kamis Asosiasi”, yang lepas dari band muda laki-laki yang bertemu untuk belajar Alkitab dan membantu masyarakat miskin, dan ia menghabiskan banyak waktunya untuk orang yang terlibat dalam penjara dan kunjungan pekerjaan sosial.

Pada tanggal 30 November 1852, ia mendirikan Jenewa bab dari YMCA dan tiga tahun kemudian ia ikut ambil bagian dalam pertemuan Paris yang dikhususkan kepada pembinaan organisasi internasional.Pada tahun 1849, pada usia 21, Dunant dipaksa meninggalkan College Calvin karena nilai yang buruk, dan ia memulai magang pada perusahaan Pertukaran Uang Lullin et Sautter.Setelah berhasil , ia menetap sebagai karyawan bank.

Aljazair

Henri Dunant, sekitar tahun 1860.Dalam 1853, Dunant mengunjungi Aljazair, Tunisia, dan Sicily, bertugas pada sebuah perusahaan yang dikhususkan untuk “koloni dari Setif” (Compagnie genevoise des koloni de Setif). Walaupun sedikit pengalaman, ia berhasil menyelesaikan tugas. Terinspirasi oleh perjalanan itu, dia, menulis buku pertama dengan judul An Account Kabupaten di Tunisia (Notice sur la Régence dari Tunisia), yang diterbitkan pada tahun 1858. Pada tahun 1856, ia membuat usaha untuk beroperasi di luar negeri koloni, dan, setelah diberikan lahan konsesi yang diduduki oleh Perancis-Aljazair, jagung yang tumbuh terus-menerus dan perdagangan perusahaan disebut Keuangan dan Industri Perusahaan dari Mons-Djémila Mills (Société financière et des industrielle Moulins des-Mons Djémila).

Namun, hak-hak tanah dan air yang tidak jelas ditetapkan, dan otoritas kolonial tidak khususnya koperasi. Akibatnya, Dunant memutuskan untuk naik banding langsung ke Perancis emperor Napoleon III, yang dengan tentara di Lombardy pada saat itu. Perancis telah berjuang di samping Piedmont-Sardinia melawan Austria, yang telah menduduki banyak sekarang Italia. Dunant menulis buku nyanjung penuh dengan pujian untuk Napoleon III dengan maksud untuk hadir ke maharaja, kemudian perjalanan ke Solferino untuk bertemu dengan dia secara pribadi.

Dunant tiba di Solferino pada malam 24 Juni 1859, pada hari yang sama sebuah peperangan antara kedua belah pihak telah terjadi di dekatnya.Tiga puluh delapan ribu luka, mati dan mati, masih di medan perang, dan ternyata ada sedikit akan berusaha untuk memberikan perawatan. Shocked, Dunant dirinya mengambil inisiatif untuk mengatur penduduk sipil, terutama perempuan dan anak perempuan, untuk memberikan bantuan kepada prajurit yang terluka dan sakit. Mereka kekurangan bahan dan pasokan mencukupi, dan Dunant sendiri disusun pembelian bahan-bahan yang diperlukan dan membantu mendirikan rumah sakit sementara. Dia yakin penduduk untuk melayani luka tanpa mempedulikan sisi mereka dalam konflik per slogan “Tutti fratelli” (All are brothers) coined oleh wanita yang dekat kota Castiglione delle Stiviere.

Dia juga berhasil memperoleh rilis Austria dokter diambil oleh Perancis.Setelah kembali ke Jenewa pada awal Juli, Dunant memutuskan untuk menulis buku tentang pengalaman dia, dia yang berjudul Un Souvenir de Solferino (A Memory of Solferino). Ia telah diterbitkan di dalam edisi 1862 dari 1.600 eksemplar dan telah dicetak di Dunant sendiri biaya.Di dalam buku, ia menggambarkan peperangan, dan biaya, dan setelah itu keadaan kacau-balau. Dia juga mengembangkan gagasan bahwa di masa depan organisasi yang netral harus ada untuk memberikan perawatan kepada prajurit luka.Dia didistribusikan ke buku terkemuka banyak tokoh politik dan militer di Eropa. Dunant juga mulai perjalanan melalui Eropa untuk mempromosikan ide-ide nya.Bukunya yang sangat positif yang diterima, dan Presiden dari Masyarakat Jenewa untuk Kesejahteraan Masyarakat, yuris Gustave Moynier, menjadikan buku dan saran topik di 9 Februari 1863 pertemuan organisasi.

Mereka membuat lima orang Komite untuk mencari kemungkinan mereka pelaksanaan dan Dunant dibuat salah satu anggota. Yang lain adalah Moynier, di Swiss tentara umum Henri Dufour, dan dokter Louis Appia dan Theodore Maunoir. Pertemuan pertama mereka pada 17 Februari 1863 kini dianggap didirikan pada tanggal Komite Internasional Palang Merah. Dari awal, Moynier dan Dunant telah meningkatkan konflik dan perbedaan pendapat tentang masing-masing visi dan rencana.Moynier menganggap gagasan Dunant untuk mendirikan netralitas untuk perlindungan dan perawatan implausible selular Dunant disarankan untuk tidak bersikeras pada konsep ini.

Namun, Dunant terus melakukan advokasi di posisi ini perjalanan dan percakapan dengan peringkat tinggi-tokoh politik dan militer. Ini intensif pribadi konflik antara Moynier, yang mengambil pendekatan yang lebih pragmatis terhadap proyek, dan Dunant yang merupakan visi idealis di antara lima, dan dipimpin oleh Moynier ke upaya untuk menyerang Dunant dan tawaran untuk kepemimpinan.
Pada bulan Oktober 1863, 14 negara ikut ambil bagian dalam pertemuan di Jenewa yang disusun oleh komite untuk membahas peningkatan perawatan untuk luka prajurit. Dunant sendiri, tetapi, hanya karena protokol pemimpin Moynier dari upaya untuk mengurangi peranannya. Setahun kemudian, seorang diplomat konferensi diselenggarakan oleh Swiss Parlemen dipimpin dengan penandatanganan pertama Konvensi Jenewa oleh 12 negara.

Di antara beberapa penghargaan lainnya di tahun-tahun berikutnya, pada 1903 Dunant diberikan sebuah kehormatan doktor oleh fakultas medis dari University of Heidelberg. Dia tinggal di rumah sakit swasta di Heiden sampai akhir kematiannya. Pada tahun terakhir hidupnya, ia menderita depresi dan paranoid tentang pengejaran oleh para kreditur dan Moynier. Bahkan ada hari ketika Dunant bersikeras bahwa memasak di rumah sakit swasta pertama rasa makanan itu sebelum dia minta untuk melindungi terhadap kemungkinan keracunan. Meskipun ia terus menganut Kristen kepercayaan, di akhir tahun dia spurned dan menyerang Calvinism dan terorganisir agama secara umum. Menurut perawat, yang bertindak akhir hidupnya adalah untuk mengirimkan salinan dari buku Müller ke italian queen dengan dedikasi pribadi. Dia meninggal pada tanggal 30 Oktober 1910, ia outliving oleh nemesis Moynier hanya dua bulan. Meskipun selamat dari ICRC pada penganugerahan dari hadiah Nobel, dua saingan tidak pernah mencapai rekonsiliasi. Menurut keinginan, dia dikuburkan tanpa upacara di Sihlfeld Cemetery di Zürich.Menurut dia akan, ia menyumbangkan dana untuk yang aman “bebas tidur” Heiden di rumah sakit swasta yang akan selalu tersedia untuk warga miskin di wilayah dan deeded uang ke teman-teman dan organisasi sosial di Norwegia dan Swiss. Sisa dana itu kepada kreditur sebagian relieving his hutang; nya ketidakmampuan untuk menghapus hutang itu adalah beban besar untuk dia sampai kematiannya. Bekas rumah sakit swasta di rumah-rumah yang sekarang Heiden Henry Dunant Museum.

Referensi :

- http://id.wikipedia.org/wiki/Henry_Dunant

- http://pmraic2.wordpress.com/2009/08/17/henry-dunant/

Sejarah

Berdirinya Palang Merah di Indonesia sebetulnya sudah dimulai sebelum Perang Dunia II, tepatnya 12 Oktober 1873.Pemerintah Kolonial Belanda mendirikan Palang Merah di Indonesia dengan nama Nederlandsche Roode Kruis Afdeeling Indië (NERKAI) yang kemudian dibubarkan pada saat pendudukan Jepang.

Perjuangan mendirikan Palang Merah Indonesia (PMI) diawali 1932. Kegiatan tersebut dipelopori dr RCL Senduk dan dr Bahder Djohan dengan membuat rancangan pembentukan PMI. Rancangan tersebut mendapat dukungan luas terutama dari kalangan terpelajar Indonesia, dan diajukan ke dalam Sidang Konferensi Narkei pada 1940, akan tetapi ditolak mentah-mentah.

Rancangan tersebut disimpan menunggu saat yang tepat. Seperti tak kenal menyerah pada saat pendudukan Jepang mereka kembali mencoba untuk membentuk Badan Palang Merah Nasional, namun sekali lagi upaya itu mendapat halangan dari Pemerintah Tentara Jepang sehingga untuk yang kedua kalinya rancangan tersebut kembali disimpan.

Proses pembentukan PMI dimulai 3 September 1945 saat itu Presiden Soekarno memerintahkan Dr Boentaran (Menkes RI Kabinet I) agar membentuk suatu badan Palang Merah Nasional.

Dibantu Panitia lima orang terdiri atas dr R Mochtar sebagai Ketua, dr Bahder Djohan sebagai Penulis dan tiga anggota panitia yaitu dr Djoehana Wiradikarta, dr Marzuki, dr Sitanala, mempersiapkan terbentuknya Perhimpunan Palang Merah Indonesia. Tepat sebulan setelah kemerdekaan RI, 17 September 1945, PMI terbentuk. Peristiwa bersejarah tersebut hingga saat ini dikenal sebagai Hari PMI.

Peran PMI adalah membantu pemerintah di bidang sosial kemanusiaan, terutama tugas kepalangmerahan sebagaimana dipersyaratkan dalam ketentuan Konvensi-Konvensi Jenewa 1949 yang telah diratifikasi oleh pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1958 melalui UU No 59.

Sebagai perhimpunan nasional yang sah, PMI berdiri berdasarkan Keputusan Presiden No 25 tahun 1925 dan dikukuhkan kegiatannya sebagai satu-satunya organisasi perhimpunan nasional yang menjalankan tugas kepalangmerahan melalui Keputusan Presiden No 246 tahun 1963.

Jumat, 28 Mei 2010

FOTO KEGIATAN
































Pembinaan PMR

Pembinaan PMR

PMR ; Relawan Masa Depan

Pembinaan PMR Pembinaan Palang Merah remaja Palang Merah Remaja (PMR) adalah wadah pembinaan dan pengembangan anggota remaja PMI, yang selanjutnya disebut anggota PMR. Terdapat di PMI Cabang seluruh Indonesia dengan anggota lebih dari 1 juta orang. Anggota PMR merupakan salah satu kekuatan PMI dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan kemanusiaan dibidang kesehatan dan siaga bencana, mempromosikan Prinsip-Prinsip Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional, serta mengembangkan kapasitas organisasi PMI.



PMI mengeluarkan kebijakan pembinaan PMR:
(1) Remaja merupakan prioritas pembinaan, baik dalam keanggotaan maupun kegiatan kepalangmerahan.
(2) Remaja berperan penting dalam pengembangan kegiatan kepalangmerahan.
(3) Remaja berperan penting dalam perencanaan, pelaksanaan kegiatan dan proses pengambilan keputusan untuk kegiatan PMI.
(4). Remaja adalah kader relawan.
(5). Remaja calon pemimpin PMI masa depan.



Tujuan pembinaan dan pengembangan PMI masa depan:
(1) Penguatan kualitas remaja dan pembentukan karakter.
(2) Anggota PMR sebagai contoh dalam berperilaku hidup sehat bagi teman sebaya.
(3) Anggota PMR dapat memberikan motivasi bagi teman sebaya untuk berperilaku hidup sehat.
(4) Anggota PMR sebagai pendidik remaja sebaya.
(5) Anggota PMR adalah calon relawan masa depan.



Perekrutan anggota PMR berdasarkan target usia:
(1) 10 - 12 tahun (PMR Mula),
(2) 12 - 15 tahun (PMR Madya),
(3) 15 - 17 tahun (PMR Wira)



Pelatihan PMI diarahkan pada peran PMR sebagai peer educator, peer leadership, peer support dan peer educator, dengan menekankan pada perilaku hidup sehat dan pengurangan risiko sesuai prinsip-prinsip dasar Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional. Agar proses belajar dan kegiatan menjadi aktivitas kehidupan nyata yang dihayati dengan penuh kegembiraan membantu anggota PMR menikmati kegiatan dan membangun imajinasi tentang apa dan bagaimana seharusnya menjadi anggota PMR.

Kamis, 27 Mei 2010

SARANA DAN PRASARANA

Sarana dan Prasarana yang dimiliki oleh PMR antara lain :

1. Sarana Praktek (Ekstrakurikuler) yang meliputi dragbar, pembalut, bidai, tali dsb 2. Seragam dan Pakaian PMR
3. Obat-obatan
4. Ruang UKS yang nyaman dan lengkap
5. Sarana administrasi organisasi
6. Buku-buku panduan tentang kepalangmerahan
7. dsb

KEGIATAN - KEGIATAN PMR

Kegiatan-kegiatan yang telah diselenggarakan oleh PMR antara lain :

1. Membantu Pelaksanaan Upacara Bendera.
Dalam pelaksanaan Upacara Bendera tiap hari Senin dan hari-hari Besar lainnya, terkadang terdapat siswa/siswi yang membutuhkan pertolongan. Banyak diantara siswa yang merasa tidak kuat fisiknya untuk mengikuti upacara bahkan ada di antaranya yang sampai pingsan. Untuk itulah, diperlukan penanganan dan perhatian khusus. Di sinilah PMR mempunyai andil yang cukup besar dalam menangani para siswa yang membutuhkan pertolongan. Tiap upacara, beberapa anggota PMR ditugaskan secara bergiliran untuk mmembantu teman-temannya yang membutuhkan.

2. Ekstrakurikuler
Ekstrakurikuler PMR dilaksanakan seminggu sekali. Ektrakurikuler ini dilaksanakan sebagai sarana untuk menyampaikan dan memperdalam materi tentang ke-PMR-an terutama ditujukan untuk para anggota baru. Sementara itu untuk anggota yang sudah cukup mahir, harus menyampaikan pengetahuan yang dimilikinya kepada adik-adiknya. Jadi selain lebih memperdalam materi yang telah dikuasainya, juga sebagai latihan mental menghadapi orang banyak. Bentuk penyampaian materi juga tidak hanya sebatas teori, tetapi diselingi dengan praktek-praktek di lapangan.

3. Mengikuti Jumbara (Jumpa Bhakti Gembira)
Jumbara merupakan suatu ajang yang diselenggarakan untuk menampilkan kemampuan anggota PMR (semacam Jambore dalam Pramuka). Kegiatan ini diikuti oleh wakil dari sekolah-sekolah yang mengikutinya. Kegiatan yang diselenggarakan oleh PMI ni, bertujuan untuk lebih mengakrabkan di antara sesama anggota PMR terutama dengan anggota PMR dari sekolah lain.

4. Bakti Sosial
PMR SMP N 1 Arjosari telah beberapa kali menyelenggarakan kegiatan Bhaktti Sosial. Pada bulan Agustus 2005 dalam rangka menyambut Ulang Tahun PMI, PMR menyelenggarakan Bhakti Sosial yang berupa membantu membersihkan pasar arjosari.

5. Penanganan UKS
UKS atau Usaha Kesehatan Sekolah merupakan rumah sakit mini yang ada di sekolah. PMR sebagai satu-satunya organisaasi yang berkecimpung di dunia kemanusiaan termasuk kesehatan, turut menangani dan merawat adanya UKS ini. Keberadaan UKS dirasa sangat diperlukan terutama ketika terdapat siswa atau anak yang sakit. Beberapa anggota PMR ditugaskan secara bergiliran untuk menjaga dan merawat UKS ini.

6. Penerimaan Siswa Baru (Persami)
Dalam rangka penerimaan siswa baru, bersama OSIS dan Pramuka, PMR turut serta membantu pelaksanaan Persami/ Penerimaan Siswa Baru.

7. Reorganisasi dan pelantikan Pengurus PMR
Masa kepengurusan PMR adalah satu tahun pelajaran. Oleh karena itu, tiap tahun harus diadakan Reorganisasi untuk memilih para Pengurus Baru. Pengurus Baru ini dipilih berdasarkan pilihan dari semua anggota PMR secara demokratis. Setelah terbentuk, Pengurus baru akan dibekali beberapa pengetahuan tentang oraganisasi PMR, dan selanjutnya dilantik atau dikukuhkan.

STRUKTUR ORGANISASI

STRUKTUR ORGANISASI PMR SMP N 1 ARJOSAR

Struktur Organisasi PMR SMP N 1 ARJOSAR, terdiri dari :

1. Pelindung
Pelindung bertanggung jawab atas semua pelaksanaan kegiatan PMR. Pelindung dalam hal ini adalah Kepala Sekolah SMP N 1 ARJOSAR.

2. Pembina
Pembina PMR bertugas untuk membimbing, mengarahkan dan mengawasi pelaksanaan kegiatan PMR. Pembina PMR dipilih oleh Kepala Sekolah yang diambil dari pihak Bapak/Ibu Guru. Biasanya Pembina PMR terdiri dari 1 orang.

3. Ketua Umum
Ketua bertugas untuk mengkoordinasikan semua kegitan yang diselenggarakan oleh PMR. Ketua ini bertanggungjawab atas jalannya roda organisasi PMR.

4. Wakil Ketua
Wakil Ketua bertugas untuk membantu tugas-tugas Ketua dan mewakili Ketua apabila Ketua berhalangan.

5. Sekretaris
Sekretaris bertugas untuk menangani semua administrasi organisasi PMR. Tugasnya antara lain : Menangani surat-surat yang masuk dan keluar, membuat Proposal dan Laporan Kegiatan, menangani agenda rapat dan sebagainya.

6. Bendahara
Bendahara tentunya bertanggungjawab atas keuangan organisasi.

7. Seksi-seksi :

a. Seksi Kegiatan
Seksi Kegiatan bertugas untuk mengatur dan merancang semua kegiatan yang diselenggarakan oleh PMR.

b. Seksi Perlengkapan
Seksi Perlengkapan bertugas menyediakan dan merawat semua peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan oleh PMR.

c. Seksi PPPK
Seksi PPPK ini bertugas untuk menangani masalah kesehatan terutama masalah Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.

d. Seksi Humas
Seksi Humas bertanggung jawab atas hubungan PMR dengan pihak luar, baik dengan organisasi lain maupun dengan masyarakat umum.

e. Seksi Dokumentasi
Seksi Dokumentasi bertugas untuk mencatat atau mendokumentasikan semua kegiatan yang diselenggarakan oleh PMR

f. Seksi Pembantu Umum
Seksi ini bertugas membantu pelaksanaan kegiatan yang belum tertangani oleh seksi-seksi lain.

ANATOMI DAN FAAL DASAR


ANATOMI DAN FAAL DASAR

2.1. Pengertian

Anatomi adalah ilmu yang mempelajari susunan tubuh dan bentuk tubuh atau juga dikenal dengan ilmu urai. Fisiologi atau faal tubuh adalah ilmu yang mempelajari faal (fungsi) bagian dari alat atau jaringan tubuh.

2.2. Bagian Tubuh

Tubuh manusia dikelilingi oleh kulit dan diperkuat oleh rangka. Secara garis besar, tubuh manusia dibagi menjadi:
1. Kepala
Terdiri dari : Tengkorak, wajah dan rahang bawah
2. Leher
3. Batang tubuh
Terdiri dari : Dada, perut, punggung dan panggul
4. Anggota gerak atas
Terdiri dari: Sendi bahu, lengan atas, lengan bawah, pergelangan tangan dan tangan
5. Anggota gerak bawah
Terdiri dari : Sendi panggul, tungkai atas, lutut, tungkai bawah, pergelangan kaki dan kaki

2.3. Rongga Tubuh

Selain pembagian tubuh maka juga perlu dikenali 5 buah rongga yang terdapat didalam tubuh, yaitu:
1. Rongga Tengkorak
2. Rongga Tulang Belakang
3. Rongga dada
4. Rongga perut
5. Rongga panggul

2.4. Tubuh Manusia

Tubuh manusia terbentuk dari unit hidup yang terkecil sampai menjadi bentuk kompleks. Sel adalah bagian terkecil dari mahluk hidup. Kumpulan dari sel-sel yang menyatu dengan bentuk, besar dan fungsi yang sama disebut sebagai Jaringan. Organ adalah kumpulan bermacam jaringan yang bersatu dengan fungsi tertentu. Sistem tubuh adalah susunan dari organ-oragan yang mempunyai fungsi tertentu.
Beberapa sistem pada tubuh manusia:
1. Sistem rangka atau kerangka/skeleton
2. Sistem otot/muskularis
3. Sistem pernapasan/respirasi
4. Sistem peredaran darah/sirkulasi
5. Sistem saraf/nervus
6. Sistem pencernaan/digestif
7. Sistem kelenjar buntu/endokrin
8. Sistem kemih/urinarius
9. Kulit
10. Panca indera
11. Sistem reproduksi

2.5. Sistem Rangka

Pembagian sistem rangka:
1. Tulang Kepala
2. Rangka dada
3. Tulang belakang dan panggul
4. Tulang anggota gerak atas
5. Tulang anggota gerak bawah

Susunan Kerangka:
1. Tengkorak otak
2. Tengkorak Wajah
a. Bagian hidung
b. Bagian rahang
c. Tulang lidah
3. Tulang belakang
a. Tulang leher
b. Tulang punggung
c. Tulang pinggang
d. Tulang kelangkang
e. Tulang tungging
4. Rangka dada
a. Tulang dada
b. Tulang Iga
5. Tulang Panggul
a. Tulang usus
b. Tulang kemaluan
c. Tulang duduk
6. Anggota gerak atas
a. Tulang selangka
b. Tulang belikat
c. Tulang lengan
d. Tulang Hasta
e. Tulang pengumpil
f. Tulang pergelangan tangan
g. Tulang Telapak tangan
h. Tulang jari tangan
7. Anggota Gerak bawah
a. Tulang paha
b. Tulang tempurung lutut
c. Tulang kering
d. Tulang pergelangan kaki
e. Tulang telapak kaki
f. Tulang jari kaki

Fungsi kerangka :
1. Menopang bagian tubuh
2. Melindungi organ tubuh
3. Tempat melekat otot dan pergerakan tubuh
4. Memberi bentuk bangunan tubuh

2.6. SistemOtot

Merupakan suatu organ atau alat yang memungkinkan tubuh dapat bergerak. Tubuh manusia terdiri dari sekitar 600 otot yang dapat digolongkan menjadi:
1. Otot rangka
2. Otot polos
3. Otot jantung

Susunan otot rangka tubuh :
1. Otot-otot kepala
2. Otot-otot bagian leher
3. Otot-otot bahu
4. Otot-otot dada
5. Otot-otot perut
6. Otot-otot punggung
7. Otot-otot pangkal lengan atas
8. Otot-otot lengan bawah
9. Otot-otot sekitar panggul
10. Otot-otot tungkai atas
11. Otot-otot tungkai bawah

2.7. Sistem Pernapasan

Semua yang berhubungan dengan proses pernapasan dikelompokkan kedalam sistem pernapasan. Proses pernapasan sebenarnya terbagi menjadi 2 jenis, yaitu pernapasan dalam dan pernapasan luar. Pernapasan dalam adalah pertukaran gas yang terjadi di dalam jaringan sedangkan pernapasan luar adalah pertukaran gas oksigen dan karbondioksida didalam paru-paru.


Susunan:
1. Saluran napas atas
a. Mulut dan hidung
b. Tekak (Farings)
2. Saluran napas bawah
a. Pangkal tenggorok (Larings)
b. Batang tenggorok (Trakea)
c. Cabang tenggorok (Bronkus)
3. Paru-paru
4. Otot-otot pernapasan
a. Sekat rongga dada
b. Otot dinding dada
c. Otot Bantu napas
5. Alveoli (kantong-kantong udara dalam paru-paru tempat terjadinya pertukaran udara)
6. Otak, sebagai pusat pengaturan pernapasan.

Fungsi :
1. Mengambil oksigen atau O2 untuk diedarkan ke seluruh tubuh sebagai zat pembakar
2. Mengeluarkan karbondioksida/CO2 sebagai sisa pembakaran dan akan dibuang melalui paru-paru.
3. Menghangatkan dan melembabkan udara (hidung)

Proses pernapasan :
1. Menarik napas (inspirasi atau inhalasi)
2. Menghembuskan napas (ekspirasi atau ekshalasi)

Manusia memerlukan oksigen untuk memeprtahankan kehidupannya dan apabila dalam 4-6 menit tidak mendapatkan oksigen akan menimbulkan kerusakan pada otak dan biasanya menyebabkan kematian sel otak setelah 8-10 menit.

2.8. Sistem Sirkulasi

Sistem peredaran darah terdiri dari:
1. Jantung adalah organ berupa otot dan berbentuk kerucut dengan puncaknya dibawah dan dasarnya diatas.
2. Pembuluh darah:
a. Pembuluh darah nadi (Arteri)
b. Pembuluh darah balik (Vena)
c. Pembuluh darah rambut (Kapiler), mempunyai fungsi sebagai:
 Alat penghunbung arteri dan vena
 Tempat pertukaran zat antara daran dan cairan jaringan
 Mengambil hasil kelenjar
 Menyerap zat nutrisi di usus
 Menyaring darah di ginjal

3. Darah, berfungsi sebagai:
a. Alat pengangkut:
 Mengangkut oksigen dan zat pembakar dari paru-paru keseluruh jaringan tubuh
 Mengangkut CO2 dari jaringan tubuh untuk dikeluarkan melalui paru-paru
 Mengambil zat nutrisi atau makanab dari usus halus keseluruh jaringan tubuh
 Mengangkat zat tidak berguna untuk dikeluarkan dari tubuh melalui kulit dan ginjal
b. Pertahanan tubuhn terhadap penyakit dan racun
c. Mengedarkan panas keseluruh tubuh
d. Membantu membekukan darah jika terjadi luka

Komposisi darah:
1. Air 9 %
2. Protein 3%
3. Mineral 0,9%
4. Bahan organic 0,1%
Jumlah darah dalam tubuh berkisar 1/13 kali berat badan atau sekitar 8%.

Darah terdiri dari:
a. Cairan plasma dimana terlarut Zat gizi, zat sampah,dan zat kebal
b. Sel darah merah ( 5 juta /mm³) yang bertugas menghantar oksigen ke seluruh tubuh
c. Sel darah putih (5000 –10.000/mm³) yang bertugas melawan penyakit
d. Keping darah (200.000-400.000/mm³) yang bertugas menyebabkan pembekuan darah apabila terjadi luka
4. Saluran limfe

2.9. Sistem Saraf

Merupakan organ yang berfungsi untuk melakukan koordinasi dan kerjasama dengan bagian tubuh. Sistem saraf mengendalikan seluruh aktivitas tubuhu baik yang diinginkan maupun yang di bawah sadar.
Pembagian sistem saraf:
1. Susunan saraf pusat
a. Otak : Otak besar,otak kecil dan batang otak
b. Bumbung saraf tulang belakang
2. Susunan saraf tepi
a. Susunan saraf somatik
b. Susunan saraf otonom: saraf simpatis dan saraf para simpatis
Fungsi saraf:
a. Sensorik (menerima rangsang) dilakukan oleh organ pancaindera
b. Motorik:
 Mengatur tubuh bergerak
 Integrasi atau gabungan
 Mengendalikan sistem lain tubuh
 Mengatur kesadaran, ingatan, bahasa dan emosi

2.10 Sistem Pencernaan

Adalah saluran yang menerima makanan dari luar untuk diserap oleh tubuh dengan jalan dicerna (proses telan, kunyah dan mencampur) dengan bantuan enzim dan zat cair mulai dari mulut sampai anus.
Susunan:
1. Mulut
2. Tekak
3. Kerongkongan
4. Lambung
5. Usus halus: Usus 12 Jari, Jejunum dan Ileum
6. Usus besar: Seikum, kolon asendens, usus buntu, kolon ttranversum, kolon desendens, kolon sigmoid, poros usus, dan anus
Organ getah pencernaan:
a. Kelenjar ludah
b. Kelanjar getah lambung
c. Kelenjar hati
d. Kelenjar pancreas
e. Kelenjar getah usus

2.11 Sistem Endokrin

Kelenjar buntu atau kelenjar endokrin adalah kelenjar yang mengirim hasil sekresinya (prodiknya) ke dalam darah dalam jaringan kelenjar tanpa malalui saluran dan hasil sekresinya disebut hormon.

Organ-organ endokrin:
1. Kelenjar hipofise
2. Kelenjar tiroid dan para tiroid
3. Kelenjar suprarenal
4. Kelenjar tinus
5. Kelenjar pinealis
6. Kelenjar kelamin

Fungsi:
1. Menghasilkan hormon untuk jaringan tubuh
2. Mengendalikan kerja kelenjar tubuh
3. Merangsang kerja kelenjar tubuh
4. Mengatur metabolisme, oksidasi dan meningkatkan absorbsi glukosa pada usus halus
5. Mempengaruhi metabolisme lemak, protein, karbohidrat, vitamin, mineral dan air


2.12 Sistem Kemih

Merupakan proses penyaringan darah untuk menyerap zat yang digunakan tubuh dan membebaskan dari zat tidak digunakan tubuh.

Susunan:
1. Ginjal
2. Ureter
3. Kandung kemih
4. Uretra

2.13 Kulit

Lapisan jaringan pada bagian luar yang menutupi dan melindungi permukaan tubuh, dan yang berhubunhan dengan selaput lendir yang melapisi organ-organ lubang masuk.
Susunan:
1. Lapisan kulit ari
2. Lapisan kulit jangat
3. Lapisan kulit bawah

Fungsi:
1. Mencegah cedera mekanik,kimia dan termal
2. Perlindungan terhadap mikro organisme
3. Mempertahankan suhu tubuh
4. Mengatur keseimbangan cairan
5. Alat rangsangan rasa dari luar
6. Alat indera: raba,tekana, suhu dan nyeri


2.14 Pancaindera

a. Indera Penglihatan (mata)
Susunan:
1. Alat Bantu mata (Rongga mata, alis mata, Kelopak mata, air mata, otot mata)
2. bola mata
b. Indera pendengaran (Telinga)
Susunan :
1. Telinga bagian luar
2. Telinga bagian tengah
3. Telinga bagian dalam
c. Indera penciuman (hidung)
Susunan : Saraf olfaktorius dan bulbus olfaktorius
d. Indera pengecap (Lidah)
Susunan : Pangkal lidah, Punggung lidah dan Ujung lidah.

2.15 Sistem Reproduksi

Organ reproduksi membentuk traktus genitalia yang berhubungan dengan traktus urinarius. Pada laki-laki kedua traktus ini berhubungan langsung sedangkan perempuan tidak menyati. Organ reproduksi sebagian besar terletak diluar rongga panggul, pada perempuan terletak pada rongga panggul.

Susunan pada laki-laki:
1.Kelenjar: Testis , Vesika seminalis, Prostat, Bulbouretralis
2.Kelenjar duktuli: Epididimis, Duktus seminalis, Uretra
3.Bangun penyambung: Skrotum,, Fenikulus spermatikus,penis

Susunan pada perempuan:
1. Alat genitalia luar: Tundun, Bibir besar, bibir kecil, klentit, serambi, selaput dara, kerampang.
2. Alat genitalia dalam: Liang kemaluan, rahim,ovarium.

PERTOLONGAN PERTAMA


1.1. Pengertian Pertolongan Pertama

Pemberian pertolongan segera kepada penderita sakit atau cedera/kecelakaan yang memerlukan pertolongan medis dasar. Medis dasar adalah tindakan perawatan berdasarkan ilmu kedokteran yang dapat dimiliki oleh awam atau awam yang terlatih secara khusus. Batasannya adalah sesuai dengan sertifikat yang dimiliki oleh pelaku pertolongan pertama.
Pelaku pertolongan pertama adalah penolong yang pertama kali tiba di tempat kejadian, yang memiliki kemampuan dan terlatih dalam penanganan medis dasar.

1.2. Tujuan Pertolongan Pertama

b. Menyelamatkan Jiwa penderita
c. Mencegah cacat
d. Memberikan rasa nyaman dan menunjang proses penyembuhan.

1.3. Kewajiban Pelaku Pertolongan Pertama

a. Menjaga keselamatan diri, anggota tim, penderita dan orang sekitarnya
b. Dapat menjangkau penderita
c. Dapat mengenali dan mengatasi masalah yang mengancam nyawa
d. Meminta bantuan atau rujukan
e. Memberikan pertolongan dengan cepat dan tepat berdasarkan keadaan korban
f. Membantu pelaku pertolongan pertama lainnya
g. Ikut menjaga kerahasiaan medis penderita
h. Melakukan komunikasi dengan petugas lain yang terlibat
i. Mempersiapkan penderita untuk ditransportasi

1.4. Kualifikasi Pelaku Pertolongan Pertama

a. Jujur dan bertanggung jawab
b. Berlaku profesional
c. Kematangan Emosi
d. Kemampuan bersosialisasi
e. Kemampuannya nyata terukur sesuai sertifikasi
f. Kondisi fisik baik
g. Mempunyai rasa bangga

1.5. Peralatan Dasar Pelaku Pertolongan Pertama

Alat Pelindung Diri :
a. Sarung Tangan Lateks
b. Kacamata Pelindung
c. Baju Pelindung
d. Masker Penolong
e. Masker resusitasi
f. Helm

Peralatan pertolongan pertama:
a. Penutup luka : Kasa Steril dan Bantalan Kasa
b. Pembalut : Gulung, segitiga, tabung dan rekat
c. Cairan Antiseptik
d. Cairan Pencuci mata
e. Peralatan stabilisasi : Bidai, papan spinal panjang dan pendek
f. Gunting pembalut
g. Pinset
h. Senter
i. Kapas
j. Selimut
k. Kartu penderita
l. Alat tulis
m. Oksigen
n. Tensimeter dan stetoskop
o. Tandu